FBCB Dorong Partisipasi dan Representasi Perempuan serta Kelompok Minoritas dalam Pemilu 2024
Reporter : Red
Kategori :
Berita

Foto: ist
Kajanglako.com, Jambi - Meski UU PEMILU telah mensyaratkan jumlah minimum perempuan 30% dalam pencalonan, tetapi dalam perjalanannya sepanjang periode PEMILU sejak 1999, persentase perempuan yang terpilih dalam helatan demokrasi tersebut tidak pernah beranjak dari sekitar 20%.
Berdasarkan hasil Pemilu 2019, keterwakilan perempuan di Lembaga Legislatif Nasional (DPR-RI) berada pada angka 20,8 persen atau 120 anggota legislative perempuan dari 575 anggota DPR RI (KPU, 2019).
Data ini diungkapkan Forum Belajar Capacity Building (FBCB) melalui Siaran Persnya yang dikirimkan kepada Kajanglako.com, Kamis (2/2/2023).
Berdasarkan kondisi tersebut, Forum Belajar Capacity Building (FBCB) melalui siaran persnya, mengajak semua pihak berkontribusi untuk melakukan pendidikan politik bagi perempuan akar rumput, agar memastikan diri menjadi Wakil Rakyat maupun Pemimpin dalam PEMILU dan PILKADA 2024, serta menjadi pemilih cerdas yang bebas dari politik uang.
"Mengkampanyekan dan menyuarakan agenda politik perempuan dan kelompok minoritas," bunyi dalam siaran pers tersebut.
Selain itu juga, mengajak semua pihak melaksanakan peningkatan kapasitas bagi pemimpin perempuan di akar rumput dan bagi lembaga anggota FBCB, khususnya bagi lembaga yang baru melakukan regenerasi kepemimpinan.
Lalu, menjaga agar gerakan/aktifis tidak terpecah karena pilihan politik dan meminimalisir kerentanan konflik politik identitas antar aktifis dan Gerakan.
Terakhir, FBCB mendesak Negara untuk memperhatikan kelompok minoritas dan marjinal, khususnya perempuan &laki-laki pemilih pemula, disabilitas, lansia, keluarga korban KDRT dan kekerasan seksual, korban pernikahan anak & dini, kelompok pelaku usaha mikro dan kecil, PRT dan pekerja sektor informal, serta petani.
Forum Belajar Capacity Building (FBCB) merupakan forum penguatan kapasitas bagi anggota yang terdiri dari 15 LSM di pulau Sumatera, berkomitmen untuk memastikan seluruh anggota dan kelompok dampingannya bersatu melawan politik identitas dan patriarki dalam PEMILU 2024.
Pengalaman para anggota FBCB yang bekerja di 8 provinsi untuk penguatan perempuan akar rumput dan memberi layanan untuk perempuan korban kekerasan berbasis identitas gender dan seksualitas, mendampingi pengusaha mikro & usaha kecil, petani, kelompok minoritas dan marjinal (disabilitas, lansia, perempuan muda & anak perempuan, miskin kota dan perempuan pedesaan); menunjukkan masih minimnya perhatian dan komitmen kepada kepentingan dan kebutuhan mereka.
Posisi sosial perempuan dan kelompok minoritas serta marjinal tersebut masih dianggap lebih rendah dari yang lain, yang terlihat dari minimnya partisipasi mereka secara bermakna dalam proses pengambilan keputusan maupun keterwakilan dalam kepemimpinan.
Tak hanya soal keterwakilan di lembaga seperti DPR, FBCB mengungkapkan bahwa dalam Pemilihan Kepala Daerah yang diselenggarakan secara serentak di 270 daerah di Indonesia pada 9 Desember 2020, hanya 5 perempuan menjadi peserta sementara laki-laki berjumlah 45 orang dalam pemilihan Gubernur.
"Di tingkat Kabupaten/Kota, hanya 26 orang perempuan di pemilihan Wali kota sementara laki-laki berjumlah 126 orang; dan 128 orang perempuan di pemilihan Bupati sementara laki-laki berjumlah 1.102 orang (pilkada kata data 2020)".
FBCB yakin bahwa kesenjangan jumlah perempuan dan laki-laki akan lebih buruk lagi bila masuk ke level pedesaan dan kelurahan. Sebagai contoh di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, dari 35 jumlah anggota DPRD hanya 1 orang yang perempuan (2, 9%). Sementara dalam Pilkades serentak tahun 2022 yang diikuti 172 desa, hanya 2 perempuan (1, 2%) yang terpilih menjadi kepala desa.
Budaya patriarki yang meyakini laki-laki yang pantas menjadi pemimpin, ditambah dengan politik identitas yang menggunakan interpretasi ajaran agama dan aturan-aturan adat dari beragam suku untuk mendiskriminasi perempuan, telah membuat akses perempuan ke kepemimpinan semakin terpuruk.
Keterbatasan akses perempuan dan kelompok minoritas serta marjinal terhadap sumberdaya ekonomi, informasi dan terutama teknologi informasi yang sangat didominasi oleh media sosial; telah memperburuk situasi yang dihadapi, terutama menjelang PEMILU maupun PILKADA 2024.
Oleh karena itu FBCB berkomitmen terus memperkuat keorganisasian internalnya dan berkolaborasi dengan semua pihak yang percaya dengan keadilan gender, demokrasi dan keberagaman untuk memperkuat gerakan perempuan akar rumput dan kelompok minoritas yang tersebar dari delapan provinsi, dapat bersatu melalui pendidikan politik khususnya pendidikan pemilih. (Kjcom)
Berita Terbaru
Ulasan Novel Rabu, 15 Maret 2023 09:39 WIB Membaca Rasina, Menikmati SejarahAkademia |
Puisi Sabtu, 11 Maret 2023 08:26 WIB NgliyepOase |
Kamis, 09 Maret 2023 18:32
WIB
Pariyanto Pimpin Rapat Laporan Nota Penjelasan LKPJ Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022Berita |
Rabu, 08 Maret 2023 18:52
WIB
Kajari Dharmasraya Sambangi DPRD Kabupaten DharmasrayaBerita |
Rabu, 08 Maret 2023 15:04
WIB
ASN Dihimbau Taat Bayar Pajak PBB, Jadi Tauladan Percontohan Taat PajakBerita |

Berita
Bisnis
Ragam
Zona
Inforial
Akademia
Perspektif
Oase
Telusur
Pustaka
Jejak
Sosok
Ensklopedia
Sudut
Profil
Sejarah
Redaksional
Hubungi Kami
Pedoman Media Siber
Disclaimer